Minggu, 25 Oktober 2009

Konsep Economic Value Added

Konsep EVA (Economic Value added)

Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada (Widayanto,1994:188).

Dengan penghitungan EVA diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai perusahaan (Creating a Firms value) yang lebih realistis. Menurut Kiryanto(1997:125) Nilai bisa diartikan “nilai guna, daya guna maupun benefits yang dinikmati oleh Stakeholders”. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung berdasarkan kepentingan kreditur dan terutama para pemegang saham dan bukan berdasar nilai buku yang bersifat historis. Karena seorang investor yang rasional tentu akan mendasarkan keputusannya pada data keuangan yang paling up to date, bukan pada data yang bersifat historis.

Konsep EVA merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan secara adil yang maksudnya konsep EVA memperhatikan sepenuhnya para penyandang dana dalam hai kepentingan, harapan dan derajat keadilan, yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimban (weighted) dan struktur modal awal yang ada (Widayanto, 1993:195).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya. Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para penyandang dana, melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal perusahaan.


Langkah-langkah Perhitungan EVA

Berikut ini langkah-langkah perhitungan EVA : (amin wijaya tunggal,2008:27)

1. Menghitung net operating profit after tax (NOPAT) / laba operasi bersih setelah pajak.

NOPAT merupakan penjumlahan dari laba bersih setelah pajak ditambah dengan biaya bunga.

2. Menentukan nilai invested capital.

Invested capital merupakan pinjaman jangka pendek ditambah pinjaman jangka panjang (interest bearing liabilities) ditambah ekuitas pemegang saham atau total hutang dan ekuitas dikurangi pinjaman jangka pendek tanpa bunga.

3. Working Capital Requirement (WCR), digunakan untuk mencari modal kerja bersih dari pengurangan antara aktiva lancar selain kas dan setara kas dikurangi hutang lancar, yang hasilnya akan digunakan untuk mencari invested capital.

4. Menghitung cost of debt (biaya hutang).

Biaya hutang muncul akibat perusahaan yang mempunyai hutang-hutang yang menanggung beban bunga. Cost of debt bukan dalam bentuk currency (nilai mata uang) tetapi dalam bentuk persentase yang didapat dengan membagi beban bunga dengan jumlah hutang jangka panjang.

5. Menghitung cost of equity (biaya ekuitas).

Seperti halnya cost of equity adalah tingkat pengembalian yang diperlukan pemegang saham atas saham biasa perusahaan., biaya ekuitas juga dalam bentuk persentase. Persentase tersebut didapat dengan membagi laba bersih per lembar dengan harga pasar saham per lembar.

6. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC).

Weighted average cost of capital (WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. David and O'Byrne (2001: 39 & 149), berpendapat bahwa WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal­ utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham-ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar.

7. Menghitung capital charges.

Capital charges didapat dengan mengalikan WACC dengan invested capital. Invested capital merupakan hasil penjabaran perkiraan dalam neraca untuk melihat besarnya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan pemegang saham serta seberapa besar modal yang diinvestasikan dalam aktivitas operasional dan operasional lainnya. Invested capital dapat dihitung dari jumlah hutang bank jangka pendek, pinjaman bank / sewa guna usaha atau obligasi jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun, kewajiban pajak tangguhan, kewajiban jangka panjang lainnya, hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan, dan ekuitas. Capital charges menunjukkan seberapa besar biaya kesempatan modal yang telah disuntikkan kreditur dan pemegang saham.

8. Menentukan nilai EVA.

Nilai EVA didapat dari NOPAT dikurangi capital charges.


Perbandingan ROI, ROA dan EVA

Ada tiga hal utama yang membedakan EVA dengan tolok ukur keuangan

yang lain (McDaniel, Gadkari dan Fiksel 2000) yaitu:

1. EVA tidak dibatasi oleh

prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA bisa menyesuaikan

dengan kondisi spesifik

2. EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan, mulai dari

investasi modal, kompensasi karyawan dan

kinerja unit bisnis

3. Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa

digunakan oleh bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang

umum untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja

keuangan.


Rasio ROI memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

· ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua mempengaruhi

laporan keuangan tercermin di rasio ini.

· ROI mudah dihitung, mudah dipahami dan sangat berarti dalam arti absolut.

· ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang

bertanggung jawab terhadap laba (profitabilitas), di luar besar dan jenis usaha .

(Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan, 2002: 349).


Menurut Munawir, seperti yang dikutip dalam Adnyadewi (2003:2), kelemahan ROI

antara lain

· kesukaran dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan

perusahaan lain yang sejenis karena adanya praktik akuntansi yang digunakan berbeda,

· Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli) khususnya bila dalam kondisi inflasi,

· tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau

lebih untuk dapat memperoleh simpulan yang memuaskan,

· tidak dapat memberikan gambaran atau pencerminan terhadap struktur modal

perusahaan.


Keunggulan ROA (Return On Asset)

· ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi

aporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

· ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.

· ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi

yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.

Kelemahan ROA

Disamping beberapa keunggulan diatas ROA juga memiliki kelemahan yaitu (Lisa,1999):

· Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan ecara keseluruhan.

· Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.

· Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.

Sedangkan EVA memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki ROI, yaitu:

· Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi.

· EVA memperhitungkan biaya modal atas ekuitas.

· Dilakukannya adjustment (penyesuaian) terhadap biaya-biaya tertentu yang dikeluarkan.

· Memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan nilai pasar perusahaan.

· EVA berorientasi pada peningkatan laba di atas biaya modal, bukan seperti ROI yang dapat meningkatkan rasio dengan menjual aset yang memiliki ROI di bawah rata-rata keseluruhan.

(Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan, 2002:350)

Kekurangan yang terdapat pada metode EVA adalah sebagai berikut:

· EVA cenderung mengabaikan pengukuran non finansial dan kepentingan stockholder.

· Penghitungan EVA masih mendasarkan pada laporan keuangan yang kemungkinan dapat direkayasa pembukuannya untuk mendapatkan EVA yang positif

· Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi dampak strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan.

· Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek, sehingga manajemen cenderung enggan berinvestasi jangka panjang, karena bisa mengakibatkan penurunan nilai EVA dalam periode yang bersangkutan.

(Siti Resmi, 2002:28).


2 komentar:

deni mengatakan...

minya info eva yang lebih lanjut ya

steve mengatakan...

aplikasinya nyatanya apa,,,, dalam per ekonomian sekarang ini

Posting Komentar